Kota Lama Semarang, Little Netherland Di Tepi Perlintasan

Bagunan-bangunan megah bergaya indis dengan daun pintu besar dan dihiasi kaca patri menjadi pemandangan yang akan kamu jumpai di Kota Lama Semarang. Meski kawasan ini tidak lagi bergairah seperti seabad lalu, Little Netherland tetap mencuri perhatian siapapun yang berada di tepi perlintasan.
Sekilas Tentang Kota Lama Semarang
Sinar mentari mulai lindap, berganti dengan remang cahaya rembulan dan lampu jalan. Di sebuah kawasan yang dipenuhi bangunan bergaya indis suasana mulai semarak.
Muda-mudi mulai memadati Jembatan Mberok yang membentang di atas kanal, melangkah ke arah Gereja Blenduk, melewati Taman Srigunting, lantas berbelok menuju gedung pertunjukan dengan dua semut raksasa di atasnya, Gedung Marabunta.
Nona-nona dengan rambut disanggul dan rok lebar tampak merona wajahnya tatkala digoda serdadu muda. Sinyo berbaju putih dengan topi bundar berjalan dengan mendongakkan kepala.
Sesekali menebarkan senyum pada orang-orang yang dijumpai sambil terus menggengam tangan gadis Tioghoa berbalut cheongsam merah selutut. Rupanya ini malam minggu.
Pantas saja muda-mudi berjalan memenuhi lorong-lorong kota.
Itulah gambaran Kota Lama Semarang seabad lalu yang selalu muncul di benak saya. Kota yang riuh rendah dipenuhi aktivitas masyarakat, kota yang bergairah dan penuh semangat.
Pada zaman kolonial Belanda dulu Kota Lama merupakan pusat pemerintahan Semarang dan pusat permukiman warga khususnya warga Belanda. Kawasan permukiman elite ini dibangun dengan sangat terkonsep.
Sekeliling kota dibangun kanal air dilengkapi dengan jembatan, salah satunya adalah Jembatan Mberok yang masih ada hingga kini. Sebagai pusat pemerintahan tentunya kawasan yang dulu sering disebut sebagai Outstadt ini dipenuhi dengan gedung-gedung megah yang dijadikan kantor.

Salah satu bangunan megah bekas kantor yang kondisinya masih terawat adalah Gedung Asuransi Jiwasraya.
Sedangkan sebagai pusat permukiman, di kawasan ini juga terdapat tempat peribadatan seperti Gereja Blenduk dan Gereja Gedangan. Selain itu ada juga ruang terbuka Taman Srigunting dan Gedung Marabunta yang dulunya dijadikan gedung pertunjukan.
Secara umum, hampir semua karakter bangunan yang ada di kawasan ini bergaya Eropa yang ditandai dengan besarnya ukuran pintu dan jendela, penggunaan kaca patri, bentuk atap yang unik, hingga keberadaan ruang bawah tanah di beberapa bangunan.
Karena lokasinya yang dikelilingi kanal dengan bangunan berlanggam Eropa, kawasan ini mendapat julukan Little Netherland. Seusai kemerdekaan Indonesia, kawasan yang dulunya ramai ini perlahan mulai ditinggalkan.
Kini yang tersisa dari Kota Lama ini hanyalah bangunan-bangunannya yang megah namun tidak begitu terawat. Saat pagi dan siang hari kawasan ini masih ramai oleh orang yang lalu-lalang.
Namun saat gelap tiba, daerah ini akan sunyi dan terkesan misterius. Guna menghidupkan kembali gairah Kota Lama Semarang yang memudar, di kawasan ini kerap diadakan festival seni.
Meski sedang tidak ada festival seni, berkunjung ke Kota Lama Semarang wajib kamu masukkan dalam daftar kunjungan di Semarang. Menyusuri lorong-lorong jalan di kawasan ini akan membawamu terlempar ke masa lalu.
Kamu bisa mencicipi secuil Eropa disini. Selain itu kamu juga bisa melakukan petualangan rasa di warung-warung legendaris yang ada di kompleks Kota Lama ini.
Percayalah, meski hanya menyaksikan bangunan-bangunan tua, perjalananmu ke Kota Lama Semarang tidak akan membosankan.

Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Kota Lama Semarang
1. Photo Hunting
Ingin membuat foto dengan tema vintage atau retro? Kota Lama Semarang adalah pilihan yang tepat. Nyaris setiap sudut kawasan kecil ini menarik diabadikan dalam gambar.
Bangunan-banguan bergaya Belanda dengan pintu tinggi dan jendela besar, tembok-tembok tua yang termakan usia, lampu jalan yang klasik, lorong-lorong yang tenang dan terkesan misterius, semua akan menjadi background bahkan obyek bidikan yang sempurna.
Di Kota Lama Semarang kamu bisa membuat foto prewed, album kelulusan, foto bareng teman-teman, hingga selfie sesuka hati.
Kamu pun bisa mengasah kemampuan fotografi arsitektur dengan membididk bangunan-bangunan lawas atau human interest dengan memotret sudut jalan yang dipenuhi ayam petarung. Pokoknya Kota Lama adalah tempat yang asyik untuk hunting foto.
2. Sketching
Kamu suka menggambar? Kalau iya maka Kota Lama Semarang adalah tempat yang tepat untuk mengasah skill-mu.
Disini kamu bisa membuat sketch bangunan-bangunan tua yang memiliki arsitektur apik, mulai dari kubah Gereja Blenduk hingga dua semut raksasa di atap Gedung Marabunta.
For your information, kawasan Kota Lama ini memang kerap dijadikan lokasi nongkrong atau kopdar komunitas sketching.
Jika tertarik kamu bisa langsung bergabung bersama mereka. Bukankah asyik jika kita bisa menemukan teman seperjalanan dengan hobi yang sama?
3. City Walking
Sebelum cita-cita berjalan kaki di pedestrian Den Haag atau Ouddorp terwujud, tak ada salahnya kamu mengawalinya dengan berjalan kaki alias city walking di kawasan Kota Lama Semarang Semarang terlebih dulu.
Pagi dan sore hari hari adalah saat yang asyik untuk jalan-jalan di kawasan ini. Kamu bisa memulai dari Jembatan Mberok menyusuri Jl. Letjend Suprapto, kemudian dilanjutkan dengan menyusuri gang-gang kecil lainnya.
Sambil berjalan di atas conblock kamu bisa mengamati gedung-gedung tua yang terbengkalai atau yang masih difungsikan hingga kini. Kamu juga bisa menyaksikan denyut nadi kehidupan Kota Lama tatkala mentari bersinar, mulai dari lalu lalang kendaraan, warga yang beraktivitas, hingga melihat ayam aduan.
Lelah berjalan kamu bisa beristirahat di Taman Srigunting yang sejuk atau mampir ke beberapa café yang ada di sana. Jika malas berjalan kaki, kamu juga bisa menyusuri tiap sudut Kota Lama Semarang menggunakan becak.
4. Wisata Kuliner
Kota Lama Semarang tidak hanya asyik dikunjungi oleh kamu yang suka wisata arsitektur maupun sejarah, bagi kamu pemburu kuliner lezat, tempat menyimpan banyak rahasia.
Di balik bangunan-bangunan kuno di kawasan ini tersembunyi warung-warung, café, maupun restoran yang menyajikan makanan lezat penggoyang lidah.
Untuk penggemar sate kamu bisa mencicipi sate buntel yang merupakan sajian khas dari Warung Sate dan Gulai 29 yang berlokasi tepat di depan Gereja Blenduk.
Pilihan lain adalah Gulai Kambing Bustaman Pak Sabar yang dijual di warung tenda. Lokasinya juga tidak jauh dari Gereja Blenduk. Warung Ikan Bakar Cianjur yang menempati bagunan megah bergaya kolonial juga bisa dijadikan pilihan bagi kamu penyuka olahan seafood.
Selain warung dan restoran tersebut, kamu juga bisa merasakan sensasi bersantap ala Eropa di Spiegel Bar & Rest atau suasana vintage di Retro Café.
5. Berburu Barang Antik di Pasar Seni/Klitikan

Tepat di sebelah Taman Srigunting kini ada lapak-lapak pedagang yang menjual aneka barang unik dan antik. Mulai dari buku dan komik lawas, setrika arang, gilingan kopi jadul, rantang antik, mainan anak tempo dulu, semua bisa kamu dapatkan disini.
Selain barang antik alias lawasan, kamu juga bisa menemukan aneka kerajinan seni. Berada di pasar ini akan membuatmu teringat pada masa kecilmu.
Kadang-kadang komunitas sepeda lawas juga berkumpul di area pasar seni ini sehingga makin menambah suasana jadul yang nostalgic.
6. Menyaksikan Adu Ayam
Di antara Jalan Letjend Suprapto dan Jalan Kepodang membujur seruas jalan yang selalu ramai. Selain ramai oleh lalu lalang kendaraan, lorong ini dipenuhi olah orang-orang yang menyaksikan adu ayam jago.
Ya, jalan ini menjadi pusat atraksi adu ayam di Semarang dan masih di area Kota Lama Semarang.
Selain bisa menyaksikan ayam yang bersidang, kamu pun bisa melihat geliat warga yang bertransaksi ayam aduan, mereka yang menjual kurungan ayam, dan semua hal yang berhubungan dengan ayam jago.
Tak ada yang tahu secara pasti kapan dimulainya kisah ayam aduan di lorong ini. Yang jelas, persidangan ayam jago tidak pernah absen disini.
7. Mengunjungi Galeri Seni
Di kawasan Kota Lama Semarang ada beberapa galeri seni dengan koleksi yang apik. Salah satunya adalah Galeri Semarang atau Semarang Contemporary Art Gallery yang berdiri pada medio 2008.
Ruang pamer ini menempati bekas kantor perusahaan asuransi Indische Lloyd yang berusia nyaris satu abad.
Di galeri ini kami bisa melihat koleksi lukisan, patung, dan benda seni lainnya. Selain Galeri Semarang, kamu juga bisa mengunjungi galeri seni yang ada di lantai 2 Spiegel Bar & Resto.

Lokasi & Akses
Kota Lama Semarang masuk dalam wilayah Semarang Utara, bersebelahan dengan Pasar Johor dan Stasiun Tawang. Kalau kamu datang dari arah Demak, kamu bisa menuju kawasan Terminal Terboyo, menyusuri Jalan Raden Patah, kemudian masuk ke kawasan Kota Lama.
Jika datang dari arah Ungaran bisa menyusuri rute Banyumanik – Peterongan – Jalan MT Haryono – Bundaran Mbubakan – Jalan Cenderawasih – Kota Lama.
Sedangkan bagi kamu yang datang dari arah Barat bisa menyusuri Mangkang – Bundaran Kali Banteng – Bundaran Tugu Muda – Lawang Sewu – Jalan Pemuda – Pasar Johar – Kota Lama.
Jika kamu tidak membawa kendaraan sendiri kamu tak perlu khawatir, sebab ada banyak angkot yang melayani rute ke arah Pasar Johar dan Kota Lama. Bagi kamu yang berkunjung ke Semarang menggunakan kereta api, kamu bisa turun di Stasiun Tawang.
Polder Tawang yang menjadi salah satu ikon Kota Lama Semarang berada tepat di depan pintu masuk stasiun dan kamu bisa mengakses Kota Lama Semarang dengan berjalan kaki.
Harga Tiket
Untuk menikmati keindahan arsitektur di Kota Lama tidak ada biaya yang perlu kamu keluarkan. Semuanya gratis! Paling kamu hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan atau membayar ongkos becak jika ingin menikmati kemegahan kota ini menggunakan becak.

Tempat Wisata Dan Lokasi Asik di Sekitar Kompleks Kota Lama Semarang
1. Gereja Blenduk
Gereja dengan atap mblenduk atau berbentuk kubah ini merupakan landmark Kota Lama Semarang. Terletak di Jl. Letjen Suprapto No 32, gereja yang dibangun oleh Reverend J. Lipsus pada tahun 1750 dan mengalami renovasi berkali-kali ini merupakan gereja Kristen tertua di Jawa Tengah.
Arsitektur bangunannya yang unik menjadikan gereja ini idola di kalangan fotografer maupun pecinta arsitektur. Gereja yang memiliki nama resmi GPIB Immanuel ini masih digunakan sebagai tempat peribadatan hingga saat ini.
Di dalam gereja terdapat orgel barok kuno yang tergantung di lantai dua. Kalau kamu ingin mengikuti ibadah di gereja ini bisa datang pada Minggu pagi pukul 06.00 dan 09.00 WIB
2. Taman Srigunting
Taman Srigunting merupakan taman terbuka yang terletak di tengah-tengah kawasan Kota Lama Semarang, bersebelahan dengan Gereja Blenduk.
Pada zaman kolonial Belanda, ruang terbuka ini untuk mengakomodasi panggung, menjadi publik area sekaligus tempat parade militer.
Saat ini satu-satunya taman di tengah kota ini terasa sejuk dan asri dengan adanya pohon besar yang menaunginya.
Saat minggu pagi tempat ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang berolahraga atau sekadar duduk-duduk santai menikmati hari libur.
3. Polder Tawang
Sebelum disulap menjadi kolam raksasa, dulunya Polder Tawang merupakan lapangan bola dan tempat berjualan barang bekas. Akibat sedimentasi di pesisir Semarang, tiap hujan tiba Kota Lama Semarang selalu langganan banjir.
Akhirnya lapangan bola yang terletak tepat di seberang Stasiun Tawang tersebut disulap menjadi polder untuk menampung air yang menggenangi kawasan Kota Lama Semarang.
Saat ini tepian Polder Tawang menjadi lokasi yang menarik untuk bersantai atau berolahraga di pagi dan sore hari.
4. Stasiun Tawang
Stasiun Tawang merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia dengan arsitektur yang menarik. Hingga kini bangunan luar stasiun ini masih tetap mempertahankan bangunan asli buatan Belanda.
Tempat pemberhentian kereta ini berada satu kompleks dengan kawasan Kota Lama Semarang. Kamu cukup berjalan kaki keluar gerbang, maka kamu sudah masuk ke dalam kompleks Kota Lama Semarang.
Dari stasiun ini kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju kota-kota besar di Jawa lainnya seperti Jakarta dan Surabaya.
5. Gereja Gedangan
Kompleks Gereja Katholik St. Joseph dan susteran St. Fransiskus ini terletak di luar kawasan Kota Lama Semarang, namun lokasinya masih berdekatan.
Gereja ini dikenal dengan nama Gereja Gedangan karena beralamat di Jalan Gedangan (sekarang Jalan Ronggowarsito).
Didirikan oleh pastor J. Lynen pada tahun 1876, bangunan indah ini dinding luarnya berbata merah dan masih bisa dijumpai hingga kini.
Gereja Gedangan menjadi salah satu setting film Soegija besutan Garin Nurgroho.
6. Pasar Klitikan Semarang/Pasar Padang Rani
Jika kamu punya ketertarikan dengan barang-barang antik seperti komik-komik lawas, buku-buku kuno, piring dengan bentuk unik, uang lama, kamera analog, lukisan dan masih banyak lagi.
Barang-barang yang jarang terpikirkan oleh kamu, itu bisa kamu dapatkan di Pasar Klitikan, Kota Lama Semarang.
Sebelas duabelas lah dengan Pasar Klitikan Jogja.




Aduhh…sayang sekali y kota lama semarang didiamkan begitu saja, coba klo masyarakat setempat beserta elemen pemerintahannya merenovasi serta menghidupkan kembali kota lama,,, wahhh…bakalan lebih ramai wisatawan tuh….ujung2nya kan masyarakat dan pemerintah setempat yang memetik hasilnya, mudah2an kota lama semarang bisa hidup kembali, ramai seperti dahulu..
salam
Amiiinnn kak. Semoga Kota Lama Semarang semakin bagus dan semakin ramai. 😀
Mba kira kira saat siang panas terik ga sih. Bnyk yg bilang saat siank panasnya ruar biasa ya mba
Hallo selamat siang kak,
Untuk masalah panas enggaknya tergantung cuaca sih Kak. Emang paling enak pas mendung-mendung gitu (tapi gak pake hujan.. :)).